TRADISI BERCERITA MASYARAKAT KECAMATAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT1) (Story-Telling Tradition in the Community of Mungka in Lima Puluh Kota Regency, West Sumatra)

Hasnul Fikri

Abstract


Abstract
Oral literature had been a vital part of the lives of its successors in expressing their thoughts and feelings. The importance of oral literature also existed in the community of Kecamatan (district) Mungka, Lima Puluh Kota Regency, West Sumatra. In the past, in Kecamatan Mungka story telling was a kind of entertainment for the community because much folklore was
delivered orally to be enjoyed by a group of audience. This article aimed at explaining the tradition of storytelling in the Kecamatan Mungka society. This study used qualitative and quantitative approaches with descriptive analytic method. The object of this study was the habit of telling people the Kecamatan Mungka. The research data came from (a) storyteller chosen by purposive technique and (b) the public audience and (c) the usual narrator chosen by random cluster sampling technique. Along with the changes in various aspects of life, such as economic, social, educational, and cultural, including information technology and mass communication, it is believed that there is also a change in the tradition of storytelling. Such changes can also be caused by a younger generation assumption that regional culture is no
longer relevant to modern society. Although its existence is quite alarming, the cultural wealth of this nation has not been considered and dealt with properly.
Keywords: tradition of storytelling, storyteller, usual narrator, connoisseurs of the story, Kecamatan Mungka

Abstrak
Sastra lisan pernah menjadi bagian penting kehidupan para pewarisnya dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan. Pentingnya sastra lisan juga terlihat pada masyarakat Kecamatan Mungka, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Dahulu, di daerah ini bercerita adalah semacam hiburan bagi masyarakat karena banyak cerita rakyat yang disampaikan secara lisan untuk dinikmati oleh sekelompok penikmat. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tradisi bercerita dalam masyarakat Kecamatan Mungka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode deskriptif analitik. Objek penelitian ini adalah kebiasaan bercerita masyarakat Kecamatan Mungka. Data penelitian bersumber dari (a) tukang cerita yang dipilih dengan teknik purposif serta (b) masyarakat penikmat dan (c) pencerita biasa yang dipilih dengan teknik cluster random sampling.
Seiring dengan perubahan pada berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, pendidikan, budaya, termasuk bidang teknologi informasi dan komunikasi massa, diyakini terjadi pula perubahan pada tradisi bercerita. Perubahan tersebut juga dapat disebabkan oleh anggapan generasi muda bahwa kebudayaan daerah sudah tidak relevan lagi dengan kehidupan masyarakat modern. Walaupun keberadaannya cukup memprihatinkan, kekayaan budaya bangsa ini belum diperhatikan dan digarap dengan baik. Selama ini kajian terhadap sastra lisan lebih diarahkan pada inventarisasi, dokumentasi, dan analisis struktural cerita rakyat sehingga aspek tradisi bercerita belum tergarap.
Kata Kunci: tradisi bercerita, tukang cerita, pencerita biasa, penikmat cerita, Kecamatan Mungka


Keywords


tradisi bercerita; tukang cerita; pencerita biasa; penikmat cerita; Kecamatan Mungka

Full Text:

PDF

References


Anuar, Syaiful. 2011. “Cerita Rakyat Penamaan Tanjung di Sungai Tapung: Kajian Kategori dan Fungsi Sosial Teks” Tesis. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Bogdan, R.C & Biklen, S.K. 1982. Qualitative Research for Education. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Brannen, Julia. 2005. Memadu Metode Penelitan: Kualitatif dan Kuantitatif. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Danandjaja, James. 1991. Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Djamaris, Edwar. 2004. “Pengelompokan Karya Sastra Melayu” dalam Sedyawati (ed.). 2004. Sastra Melayu Lintas Daerah. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hasanuddin WS. 2003. Transformasi dan Produksi Sosial Teks Melalui Tanggapan dan Penciptaan Karya Sastra: Kajian Intertekstualitas Teks Cerita Anggun Nan Tongga Magek Jabang. Bandung: Dian Aksara Press.

Krisna, Eva dkk. 2013. “Transkripsi dan Terjemahan Cerita Rakyat Minangkabau di Kabupaten Limapuluh Kota”. Padang: Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat.

Miles, M.B. dan Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Semi, M. Atar. 1993. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sunarti, Ling. 2002. Cerita Prosa Rakyat Lampung “Wahana”: Analisis Struktur dan Fungsi serta Manfaatnya bagi Pengajaran Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa.

Taum, Yoseph Yapi. 2011. Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode, dan Pendekatan Disertai Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Lamalera.

Zaidan, Abdul Rozak, dkk. 2007. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.




DOI: https://doi.org/10.26499/salingka.v12i02.203

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 SALINGKA

Salingka publish by Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya (PPJB-SIP is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 Creative Commons License

Office: Simpang Alai, Cupak Tangah Pauh Limo, Padang 25162,

 

View My Stats