LEKSIKON TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL DALAM TUTURAN MASYARAKAT NIAS, SUMATERA UTARA: KAJIAN EKOLINGUISTIK (The Lexicon Of Traditional Herbal Medicine in Utterance Of Nias Community, North Sumatera: Ecolinguistics Studies)
Abstract
Pengalaman masyarakat leluhur Nias terhadap alam menciptakan beragam leksikon tumbuhan obattradisional dalam li niha (bahasa daerah Nias). Kearifan leluhurnya dalam menggunakan alamseharusnya tetap diteruskan oleh generasi penerus agar tetap menjadi kekayaan dan ciri khas yangmelekat bagi masyarakat Nias. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui leksikon tumbuhan obattradisional dan mendeskripsikan makna leksikon tumbuhan obat tradisonal yang digunakan dalamtuturan masyarakat Nias. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulandata berupa studi pustaka dan wawancara. Data berupa leksikon tumbuhan obat tradisional. Datadianalisis dengan tahapan: identifikasi data, klasifikasi, dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkanterdapat leksikon tumbuhan obat tradisional dalam bahasa Nias yaitu langu wato , giti-iti, sofö-söfö, manaze, mali-mali, mboli, nduru-nduru, go’o, manawa danö, mbala. Sepuluh leksikontersebut ditemukan dalam tuturan masyarakat Nias dan mengandung makna teguran atau nasihat,sindiran, ajaran hidup, dan amarah atau kekesalan.Kata-kata kunci: ekolinguistik, leksikon, tumbuhan obat tradisional
Abstract
The ancestral experience of Nias community on nature has created a variety of lexicons oftraditional herbal medicine in li niha (Nias regional language). Wisdom of ancestral in the useof nature should have been passed on by succeeding generations to remain a wealth andcharacteristic inherent to Nias community. The purpose of the study is to know about lexiconsof traditional herbal medicine and to describe the meaning of the lexicons of traditional ofherbal used in utterance of Nias community. The research using a qualitative approach withdata collection techniques of library studies and interviews. The research data is lexicons oftraditional herbal medicine. Data analyzed with steps: data identification, classification, andinterpretation. The research results show the lexicons of traditional herbal medicine in niasare langu wato, giti-iti, sofö-söfö, manaze, mali-mali, mboli, nduru-nduru, go’o, manawadanö, mbala. Ten lexicon is found in utterance of Nias community and contains the sense ofreproof or advice, insinuation, life lesson, and anger or resentment.Keywords: ecolinguistic, lexicon, traditional herbal medicine
Keywords
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
Al Gayoni, Yusradi Usman. (2010). Penyusutan Tutur dalam Masyarakat Gayo: Pendekatan Ekolinguistik. Tesis. Universitas Sumatera Utara.
Fill, A. dan P. Muhlhausler (eds). (2001). The Ecolinguistics Reader: Language, Ecology and Environment. London : Continuum.
Jefrin Sambara, Ni Nyoman Yuliani, Maria Yuniati Emerensiana. (2016). Pem-anfaatan Tanaman Obat Tradisional oleh Masyarakat Kelurahan Merdeka Kecamatan Kupang Timur 2016. Jurnal Kesehatan, Vol. 14, hlm. 1113-1125.
Koestoro, Lucas Partanda dan Ketut Wiradnyana. (2005). Megalithic Tra-ditions in Nias Island. Medan: Medan Archeological Office.
Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Leech, Geoffrey. (2003).Semantik. Yog-yakarta: Pustaka Pelajar
Lexy J. Moleong. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rema-ja Rosdakarya.
Maru’ao, Nursayani. (2014). Analisis Penyebab Menurunnya Penerapan Fangowai dan Fame’e Ado dalam Pesta Adat Perkawinan di Kecamatan Lotu Kabupaten Nias Utara: Kajian Sosiolinguistik. Tesis. Universitas Musim Nusantara Al Washiyah.
Mbete, Aron Meko. (2008). Ekolinguistik : Perspektif Kelinguistikan yang Prospektif. Bahan Kuliah Matrikulasi Program Magister Linguistik. Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Nuszwaty. (2019).Pengenawalan Awal Ekoinguistik. Medan: Sastra UISU Press
Rasna, I Wayan dan Ni Wayan S. Binawa-ti. (2013). Pengetahuan Tanaman Tradisional untuk Penyakit Anak pada Komunitas Remaja di Bali: Sebuah Kajian Ekolinguistik. Bumi Lestari Journal of Environment, [S.l.], v. 13, hlm. 192-201.
Saifullah, Aceng Ruhendi. (2018). Seman-tik dan Dinamika Pergulatan Makna. Jakarta: Bumi Aksara
Sarumaha, Murnihati. (2019).Studi Etnobotani Tanaman Obat Keluarga di Desa Bawolowalani kecamatan Te-luk Dalan Kabupaten Nias. Jurnal Ed-ucation and development. Jurnal Ed-ucation and development, Vol.7 No.4, hlm. 266-271
Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sudaryat, Yayat. (2006).Makna dalam Wacana: Prinsip-prinsip Semantik dan Pragmatik. Bandung:Raksa Cipta.
Telaumbanua, Asaaro (2015) Studi Etnobotani Tumbuhan Obat pada Masyarakat Suku Nias Kecamatan Gunungsitoli Alo’oa Kota Gunung-sitoli. Tesis. Universitas Sumatera Utara.
Tim Museum Pusaka Nias (2018) Obat Tradisional Nias: Manfaat dan Teknik Penggunaannya. Gunungsito-li:Museum Pusaka Nias.
Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Zuhud, E.A.M.. (2004). Hutan Tropika Indonesia sebagai Sumber Keane-karagaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. Jurusan Konservasi Sum-berdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Lembaga Alam Tropika Indone-sia.
http://destyhulu.blogspot.com/2012/01/nias-kaya-akan-tumbuhan-obat-tradisional.html (diakses tanggal 12 Februari pukul 17:51)
https://museum-nias.org/obat-tradisional/ (diakses tanggal 12 Februari pukul 17:51)
DOI: https://doi.org/10.26499/salingka.v18i1.342
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 SALINGKA
Salingka publish by Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya (PPJB-SIP is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Office: Simpang Alai, Cupak Tangah Pauh Limo, Padang 25162,