RELEVANSI CERITA RAKYAT MIMIKA BIWAR SANG PENAKLUK NAGA SEBAGAI BAHAN BACAAN ANAK SEKOLAH DASAR (Relevance of the Folklore of Mimika Biwar Sang Penakluk Naga as Reading Material of Primary School Students)
Abstract
Abstract
Mimika regency, Papua has a lot of interesting folkores as well as other regions in Indonesia. The folkore, however, is not used for children’s literature as learning in the school yet. Therefore, the research describes the appropriateness presentation of the structure of Mimika folklore, that is, Biwar Sang Penakluk Naga, with the development of children intelectual. The source of data is written text that contains of folkore. Analysis is conducted by using descriptive qualitative method. The result shows that this folkore appropriates with criteria for assessment of children’s literature, so, it’s worth as a reading source for 7—11 years old of Primary School students. The appropriateness can be seen in a simple story by using linear groove, flat characters which are shown in black and white, and the using of simple vocabularies and sentences. Accordingly, the folkore Biwar Sang Penakluk Naga has moral value, namely patience and braveness that can build children’s character.
Keywords: Mimika folkore, intelectual, children literature, character value
Abstrak
Kabupaten Mimika, Papua memiliki banyak cerita rakyat yang tidak kalah menariknya dengan cerita rakyat lain di Nusantara. Akan tetapi, cerita rakyat tersebut belum banyak dimanfaatkan untuk bahan bacaan anak terlebih sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah. Oleh sebab itu, penelitian ini mengulas kesesuaian penyajian cerita rakyat Biwar Sang Penakluk Naga dengan tahap perkembangan intelektual anak. Sumber data berupa teks tertulis yang berisi cerita rakyat. Analisis dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita ini sesuai dengan kriteria penilaian sastra anak sehingga layak dijadikan sebagai bahan bacaan anak sekolah dasar dengan rentang usia 7—11 tahun. Kesesuaian itu dapat dilihat pada penyajian cerita yang sederhana yang ditunjukkan dengan penggunaan alur linear, tokoh cerita berwatak datar (flat character)
yang ditampilkan secara hitam putih, dan pemakaian kosakata dan kalimat yang sederhana. Selain itu, cerita ini mengandung nilai pendidikan karakter, yakni nilai kesabaran dan keberanian yang dapat membentuk karakter anak bangsa.
Kata kunci: cerita rakyat Mimika, intelektual, sastra anak, nilai karakter
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Al Rosyidah, Afifah. 2013. “Pendidikan Karakter sebagai Clasic Fairy”. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
Bettelheim, Bruno. 1977. The Use of Enchantment—The Meaning and Importance of Fairy Tales. New York: Vintage Books. A Division of Random House.
Brady, Laure. 1991. “Children and Their Books: The Right Book for The Right Child 1”, dalam Maurice Saxby & Gordon Winch (eds). Give Them Wings, The Experience 0f Children’s Literature. Melbourne: The Macmillan Company, hlm. 26—138.
Bunanta, Murti. 1988. Problematika Penulisan Cerita Rakyat untuk Anak Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Burke, Eileen M. 1990. Literature for the Young Child 2nd ed. Boston: Allyn an Bacon.
Citraningtyas, Clara Evi. 2004. “Breaking a Curse Silence: Malin Kundang andTransactional Approaches to Reading in Indonesian Classrooms–an empirical Study”. Ph.D. Thesis, Macquarie University.
Citraningtyas. 2010. “Sastra Anak dan Restu Negara: Menegosiasikan Identitas Nasional Indonesia”. Polyglot, Fakultas Pendidikan Universitas Pelita Harapan.
Dokumen Pusat Kurikulum dan Perbukuan. 2009. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.
Gopalakrishnan, A. 2011. Multicultural Children’s Literature. London: Sage Publication.
Hawardi, Reni Akbar. 2001. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Grasindo.
Huck, Charlotte S., Susan Hepler, dan Janet Hickman. 1987. Children’s Literature in The Elementary School. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Hunt, Peter. 1995. Criticism, Theory, and Children’s Literature. Cambridge, Massachusetts: Blackwell.
Kenny, William. 1966. How to Analize Fiction. New York: Monarch Press.
Lukens, Rebecca J. 2003. A Critical Handbook of Children’s Literature. New York: Longman.
Mitchell, Diana. 2003. Children’s Literature, an Invitation to the World. Boston: Ablongman.
Norton, Donna E. dan Saundra Norton. 1994. Language Arts Activities for Children. New York: Macmilan College Publishing Company.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Saxby, Maurice dan Gordon Winch (eds). 1991. Give Them Wings, The Experience of Children’s Literature. Melbourne: The Macmillan Company.
Sidik, Umar. 2012. “Cerita Bergambar untuk PAUD/TK (Kajian terhadap Tema, Pesan Moral dan Kesesuaiannya dengan Perkembangan Anak)” dalam Widyaparwa, Volume 40, Nomor 1, Juni2012. Yogyakarta: Balai Bahasa Yogyakarta.
Smith, Lilian H. 1976. The Inreluctant Years: A Critical Approach to Children’s Literature. New York: Penguin Books.
Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Dasar-Dasar Psikosastra (edisi revisi). Bandung: Angkasa.
DOI: https://doi.org/10.26499/salingka.v12i02.199
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 SALINGKA
Salingka publish by Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya (PPJB-SIP is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Office: Simpang Alai, Cupak Tangah Pauh Limo, Padang 25162,