Komparatif Sinkronis Pengaruh Bahasa Banjar Sebagai Lingua Franca pada Ketahanan Bahasa Dusun Deah [dun] di Pangelak & Dayak Meratus [bvu] di Loksado

Christ Sempati Boni Pius Barasa, Arbentia Pratama Sumbung

Abstract


Lingua Franca is a status for languages used to connect diverse language communities. In meeting the needs of communication between language communities, the use of Lingua Franca as a broader language is unavoidable. This phenomenon has enormous consequences for native speakers, where slowly the mother tongue can be replaced. The importance of language preservation starts from understanding what affects the vitality of a language. Patterns of transmission and language use are appropriate studies to understand language vitality. This study aims to see the effect of Lingua Franca on language vitality with samples of Dusun Deah and Dayak Meratus languages in South Kalimantan which are dominated by Banjar language. This research uses a synchronic comparative approach in which descriptive comparisons of language transmission and use in the two languages studied become the basis for noticing the influence of the Lingua Franca. The results of this study can be a reference in carrying out the preservation of the Dusun Deah and Dayak Meratus languages.

 

Abstrak

Lingua Franca merupakan status bagi bahasa yang digunakan untuk menghubungkan keberagaman komunitas bahasa. Dalam memenuhi kebutuhan komunikasi antarkomunitas bahasa, penggunaan lingua franca sebagai bahasa yang lebih luas sudah tidak dapat dihindari. Fenomena ini memiliki konsekuensi yang sangat besar terhadap penutur asli, di mana secara perlahan bahasa ibu dapat tergantikan. Kepentingan untuk pemertahanan bahasa dimulai dari memahami hal yang mempengaruhi ketahanan suatu bahasa. Pola transmisi dan penggunaan bahasa menjadi kajian yang tepat untuk memahami ketahanan bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh lingua franca terhadap ketahanan bahasa dengan sampel bahasa Dusun Deah dan Dayak Meratus di Kalimantan Selatan yang didominasi oleh bahasa Banjar. Penelitian ini menggunakan pendekatan komparatif sinkronis di mana perbandingan deskriptif mengenai transmisi dan penggunaan bahasa di kedua bahasa yang dikaji menjadi basis dalam memperhatikan pengaruh dari lingua franca. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan dalam melakukan pemertahanan bahasa Dusun Deah dan Dayak Meratus.


Keywords


Lingua Franca; Komparatif Sinkronis; Ketahanan Bahasa; Dusun Deah; Dayak Meratus

Full Text:

PDF

References


Bloomfield, L. (1933). Language. Holt, Rinehart and Winston.

Bogdan, R., Taylor, S. J., & DeVault, M. L. (2015). Introducing to Qualitative Methods. A Guidebook and Resource (4th ed.). John Wiley & Sons Inc.

Borland, H. (2006). Intergenerational language transmission in an established Australian migrant community: What makes the difference? International Journal of the Sociology of Language.

Budiman, & Sumiati. (1987). Sari sastra Indonesia. PT Intan Pariwara.

Eberhard, D. M., Simons, G. F., & Fennig, C. D. (Eds.). (2023). Ethnologue: Languages of the world (26th ed.). SIL International. http://www.ethnologue.com/

Fishman, J. (1991). Reversing language shift: Theoretical and empirical foundations of assistance to threatened languages. Multilingual Matters.

Fishman, J. A. (1991). Reversing language shift. Multilingual Matters.

Giles, H., R.Y, B., & D, T. (1997). Towards a theory of language in ethnic group relations. London: Academic Press.

Global Recordings Network, L. (n.d.). Peta persebaran bahasa [Map]. Global Recordings Network. Retrieved April 15, 2024, from https://grnmapapp.org/#

Grummitt, J. (2014). Wheel of Vitality: An approach to rapid vitality assessment in New Britain (pp. 1–21). SIL International.

Hasselbring, S. (2012). Nine participatory tools for use with partners [Unpublished ms].

Hudson, A. B. (1967). The Barito isolects of Borneo: A classification based on comparative reconstruction and lexicostatistics. Cornell University.

Humaidi, A., Kamariah, & Harpriyanti, H. (2017). Infleksi Dalam Bahasa Banjar. Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2, 262–272.

Ismail, A., Aini, A., Yusni, M., & Nasusfi, N. (1979). Bahasa Bukit. Pusat Bahasa.

Jana Barančicová. (2015). English as a Lingua Franca Used at International Meetings.

Karan, M. (2000). Motivations: Language vitality assessments using the perceived benefit model of language shift. In M. P. Lewis & G.

Kindell (Eds.), Assessing ethnolinguistic vitality: Theory and practice. Selected papers from the Third International Language Assessment Conference (pp. 65–77). SIL International.

Kasmilawati, I. (2016). Pemertahanan bahasa Dayak Deah desa Pangelak kecamatan Upau kabupaten Tabalong. Jurnal Bahasa, Sastra Dan Pembelajarannya, 6(1), 92–102.

Katubi. (2010). Bahasa, Identitas, dan Konflik. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Kawi, D., Durasid, D., & Djinal, A. (1983). Struktur bahasa Dusun Deyah. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Komalasari, I., Hasuna, K., & Lismayanti, H. (2017). Pergeseran bahasa Dayak pada masyarakat Loksado kabupaten Hulu Sungai Selatan provinsi Kalimantan Selatan. Jurnal Hadratul Madaniyah, 4(2), 1–8.

Lewis, M. P. (2010). The Sustainable Use Model and the Expanded Graded Intergenerational Disruption Scale (EGIDS). International Language Assessment Conference 6, Penang, Malaysia, 3-10 November 2010.

Lewis, M. P., & Simons, G. (2010). Assessing endangerment: Expanding Fishman’s GIDS. Revue Roumaine de Linguistique, 55(2), Article 2.

Lewis, M. P., & Simons, G. F. (2017). Sustaining Language Use: Perspectives on Community-Based Language Development. SIL International.

Mujiburrahman, Syadzali, A., & Alfisyah. (2011). Badingsanak Banjar—Dayak: Identitas Agama dan Ekonomi Etnisitas Kalimantan Selatan. Yogyakarta: CRCS.

Nuryani, Isnaniah, S., & Eliya, I. (2021). Sosiolinguistik dalam pengajaran bahasa berbasis multikultural: Teori dan Praktik Penelitian (1st ed.). Penerbit IN MEDIA.

Prihadi, M., Hum. (2006). Linguistik Historis Komparatif. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

Roche, G. (2017). Language vitality, endangerment, and resilience. Language Documentation & Conservation, II, 190–223.

Samarin, W. (1987). Lingua Franca. Walter de Gruyter.

Stanford, J., & Lindsay, W. (2010). The Sustainability of Languages. International Journal of Environmental, Cultural, Economic and Social Sustainability.

Thomason. (2001). Language Contact: An Introduction. Edinburgh University Press.

Tsing, A. L. (1993). In The Realm of The Diamond Queen. Princeton University Press.

UNESCO Ad Hoc Expert Group on Endangered Language. (2003, March). Language Vitality and Endangerment. International Expert Meeting on UNESCO Programme Safeguarding of Endangered Languages.




DOI: https://doi.org/10.26499/salingka.v21i1.1086

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Salingka

Salingka publish by Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya (PPJB-SIP is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 Creative Commons License

Office: Simpang Alai, Cupak Tangah Pauh Limo, Padang 25162,

 

View My Stats