Kategori Fatis Pada Video Animasi Berbahasa Sunda di Akun Tiktok @Rifirdus
Abstract
Nowadays, the use of phatic categories has spread to social media TikTok. Users flock to include phatic categories, both in Indonesian and regional languages, for example Sundanese, in their uploads. In line with this, this research focuses on the Sundanese language phatic category on TikTok social media. The research aims to examine the form, function, and distribution of phatic categories in Sundanese animated videos on the TikTok account @rifirdus. The theory used is the theory put forward by Kridalaksana (2007). The method used is descriptive qualitative. The results of the research show that based on its form, the phatic category in this study is divided into 7 particle forms and 2 word forms. Based on its function, it is divided into 11 types of functions, namely emphasizing comparisons, emphasizing proof, emphasizing annoyance, emphasizing reasons, emphasizing commands, emphasizing uncertainty, emphasizing rebuttal, emphasizing giving salt, emphasizing questions, asking for agreement, and simply emphasizing. Based on distribution, the phatic category can be at the beginning, in the middle, and at the end of a sentence.
Abstrak
Dewasa ini, penggunaan kategori fatis telah merambah hingga media sosial TikTok. Para penggunanya beramai-ramai menyertakan kategori fatis, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa daerah, misalnya bahasa Sunda dalam unggahannya. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini berfokus pada kategori fatis bahasa Sunda di media sosial TikTok. Penelitian bertujuan untuk mengkaji bentuk, fungsi, dan distribusi kategori fatis pada video animasi berbahasa Sunda di akun TikTok @rifirdus. Teori yang digunakan adalah teori yang dikemukakan oleh Kridalaksana (2007). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan bentuknya, kategori fatis dalam penelitian ini dibagi menjadi bentuk partikel yang berjumlah 7 dan bentuk kata yang berjumlah 2. Berdasarkan fungsinya, dibagi menjadi 11 macam fungsi, yaitu menekankan perbandingan, menekankan pembuktian, menekankan kekesalan, menekankan alasan, menekankan perintah, menekankan ketidakpastian, menekankan bantahan, menekankan pemberian garam, menekankan pertanyaan, meminta persetujuan, dan sekadar penekanan. Berdasarkan distribusi, kategori fatis dapat berada di awal, di tengah, dan di akhir kalimat.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alfiansyah, M. A. (2019). Ungkapan Fatis Pada Percakapan Antartokoh dalam Novel Berbahasa Sunda: Kajian Struktur dan Fungsi. (Skripsi). Universitas Padjadjaran.
Amartha, M. R., & Anwar, F. (2023). Strategi Kreatif Membuat Konten Media Sosial TikTok Yang Diminati Remaja. Jurnal Sosial Dan Humaniora, 1(2), 259–270.
Barus, D. B., & Nasution, I. P. (2024). Analisis Penggunaan Bahasa Baku Yang Digunakan Konten Kreator TikTok. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 7(1), 1–8.
Bunda, S. P., Hermandra, & Sinaga, M. (2022). Bentuk dan Fungsi Fatis dalam Bahasa Melayu Riau Dialek Kuantan Singingi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 2478–2484.
Destiyana, S. R. (2017). Ungkapan Fatis dalam Serial Televisi Jessica Jones. (Skripsi). Universitas Padjadjaran.
Djajasudarma, F. (2013). Fonologi & Gramatika Sunda. Bandung: Refika Aditama.
Djajasudarma, F. (2010). Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama.
Fitri, A. F. (2022). Interjeksi dalam Film Serial Animasi Anak Adit Sopo Jarwo: Suatu Kajian Sintaksis dan Semantik. (Skripsi). Universitas Padjadjaran.
Gunawan. (2020). Bentuk dan Fungsi Kategori Fatis dalam Komunikasi Lisan Bahasa Melayu Dialek Sungai Rokan serta Implikasi Terhadap Pendidikan. 5(1), 1–16.
Handayani, D. F. (2020). Kategori Fatis Dan Konteks Penggunaannya Dalam Bahasa Minangkabau Dikenagarian Kambang Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 4(2), 111–115. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi/article/view/24018
Kridalaksana, H. (2007). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mailani, O., Nuraeni, I., Syakila, S. A., & Lazuardi, J. (2022). Bahasa Sebagai Alat Komunikasi Dalam Kehidupan Manusia. Kampret Journal, 1(2), 1–10. https://doi.org/10.35335/kampret.v1i1.8
Malik, R. S. P. (2015). Kategori Fatis Bahasa Sunda Sukabumi. (Skripsi). Universitas Negeri Jakarta.
M.Zain. (2018). Metode Penelitian Bahasa: Pendekatan Struktural. Metode Penelitian Bahasa, 14, 1–123. http://repository.unp.ac.id/id/eprint/1830
Nauvalia, N., & Setiawan, I. (2022). Peran media “Tik Tok” dalam memperkenalkan budaya Bahasa Indonesia. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 6(1), 126–138. https://doi.org/10.22219/satwika.v6i1.20409
Nurhasanah, R. (2022). Kategori Fatis pada Program Gelar Wicara Obrolan Manis dalam Stasiun Televisi Trans: Kajian Struktur dan Makna. (Skripsi). Universitas Padjadjaran.
Parera, J. D. (2009). Dasar-Dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga.
Rahmah, F. A., & Khasanah, I. (2023). Kreativitas Generasi Z Menggunakan Bahasa Prokem dalam Berkomunikasi pada Aplikasi TikTok. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 6(3), 827–840. https://doi.org/10.30872/diglosia.v6i3.675
Razak, P. A. (2023). Padanan Partikel Schon dalam Roman Gut Gegen Nordwind Karya Daniel Glattauer dari Bahasa Jerman ke dalam Bahasa Indonesia. (Skripsi). Universitas Padjadjaran.
Simaremare, J. A., Sipayung, N., Butar, B. B., & Purba, M. (2023). Bentuk dan Fungsi Kategori Fatis dalam Novel Alvaska Karya Matcharay. Jurnal Ide Bahasa, 5(2), 295–302.
Subroto, E. (2007). Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press.
Syahrial, M. (2022, November 29). Arti Kata ‘Teh’, ‘Euy’, ‘Atuh’, dan ‘Mah’ dalam Bahasa Sunda Menurut Guru Besar FIB Unpad. Retrieved February 18, 2024, from https://bandung.kompas.com/read/2022/11/29/125325678/arti-kata-teh-euy-atuh-dan-mah-dalam-bahasa-sunda-menurut-guru-besar-fib?page=2#google_vignette
Teuku Mahmud. (2022). Kajian Ragam Bahasa pada Konten Media Sosial Instagram Influencer di Aceh. Journal Scientific of Mandalika (JSM) e-ISSN 2745-5955 | p-ISSN 2809-0543, 3(1), 12–19. https://doi.org/10.36312/10.36312/vol3iss1pp12-19
Wahya, Lyra, H. M., & Permadi, R. Y. (2019). Partikel His ‘His’ Sebagai Pengungkap Emosi dalam Cerita Rekaan Berbahasa Sunda. Metahumaniora, 9(2), 291–298. https://doi.org/10.24198/metahumaniora.v9i2.23292
Yaqin, M. A. (2019). Bahasa Sebagai Cermin Sosial Masyarakat. Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan, 16(1), 17–27.
DOI: https://doi.org/10.26499/salingka.v21i1.1071
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Salingka
Salingka publish by Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bekerja sama dengan Perkumpulan Pengelola Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya (PPJB-SIP is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Office: Simpang Alai, Cupak Tangah Pauh Limo, Padang 25162,